Kamis, 21 Oktober 2010

Sejarah Kerajaan Islam di Aceh

Nisan Sultan Malik Al-Saleh atau Malikussaleh Nama asal beliau : Meurah Silu, pendiri Kerajaan Pasai, kerajaan Islam pertama di nusantara.
Sultan Malikussaleh memerintah sejak 1270 M hingga 1279 M. Makam ini berada didekat bekas reruntuhan bangunan pusat Kerajaan Samudera di Desa Beuringin Kecamatan Samudera 17 KM sebelah timur Lhokseumawe.
Nisan terbuat dari batu granit berpahatkan aksara Arab. terjemahannya, kira - kira demikian ;
ini kuburan almarhum yang diampuni, yang taqwa, yang menjadi penasihat, yang terkenal, yang berketurunan, yang mulia, yang kuat beribadat, penakluk yang bergelar Sultan Malik Al-Saleh

NISAN SULTAN MUHAMMAD MALIK AL-ZAHIR ATAU MALIKUZZAHIR

Nisan Sultan Muhammad Malik Al-Zahir atau Malikuzzahir anak laki - laki dari Sultan Malik Al-Shaleh dari pernikahannya dengan Putri Ganggang Sari, anak perempuan Sultan Peureulak. memimpin Kerajaan Samudera Pasai sekitar 1297 s/d 1326 M.

Terletak disamping makam Sultan Malik Al-Shaleh ayahandanya. Gelar lengkap beliau As-Syahid sahida' - marhum 1' Sultan Bin maliku'z-Zahir Syamsu'dunia wa'ddin Muhammad Bin Maliku's

Saleh.Terjemahannya, kurang lebih berbunyi sebagai berikut :
"Kubur ini kepunyaan tuan yang mulia Sultan Malik Al-Zahir cahaya dunia dan sinar agama Muhammad bina Malik al-salih wafat pada malam Ahad dua belas hari bulan Zulhijjah tahun 726 Hijriah"
                                 MAKAM RATU NAHRISYAH

 Ratu Nahrisyah yang memerintah tahun 1420 - 1428 M adalah anak dari Malikuzzahir atau cucu dari Sultan Malikussaleh. Makamnya terbuat dari batu pualam yang terindah pahatannya di Pulau Sumatera. Mangkat pada hari Senin 17 Zulhijjah 831 H atau 27 September 1428 H. Lokasi makam ini terletak di Desa Kuta Krueng Kecamatan Samudera Kabupaten Aceh Utara 18 Km arah timur Kota Lhokseumawe, dalam komplek makam ini terdapat 38 batu pusara yang usianya sangat tua dan masih utuh sampai                                                                                                                                           





    MAKAM PENGERAN ABDULLAH  IBNU MUHAMMAD   
                            IBNU ABDUL KADIR            
Makam Pangeran Abdullah Ibnu Muhammad Ibnu Abdul Kadir salah seorang keturunan Khalifah Abbasiah al - Muntasir (1226-1242) meninggal tahun 810 H (1403 M).

Salah seorang Pangeran yang berhasil lolos dari pembunuhan ketika serangan Hulagu Khan dari Monggol yang membinasakan Baghdad tahun 656 H (1258).

Terletak di Desa Kuta Krueng 500 m dari Makam Ratu Nahrisah, Kecamatan Samudera Kabupaten Aceh Utara 15 Km sebelah timur Kota Lhokseumawe

Areal , memiliki nilai sejarah yaitu kaligrafi diatas batu pualam pada setiap makam mengungkapkan sejarah masuknya peradaban Islam pertama ke Nusantara, terdapat banyak makam lainnya seperti : para pembesar kerajaan, perdana menteri dan keluarga kerajaan, memiliki beberapa sarana dan prasarana pendukung, seperti : jalan menuju lokasi dalam keadaan baik, tersedia sarana transportasi umum, kondisi areal dalam kondisi terpelihara baik
Arti yang terpatri pada batu nisan Sultan Maliku Saleh: "Ini kubur adalah kepunyaan almarhum hamba yang dihormati, yang diampuni, yang taqwa, yang menjadi penasehat, yang terkenal, yang berketurunan, yang mulia, yang kuat beribadah, penakluk, yang bergelar dengan Sultan Malikul Salih". (Tanggal wafat, bulan Ramadhan tahun 696 Hijrah/1297 Masehi)
Pada bagian belakang terpatri: Sesungguhnya dunia ini fana. Dunia ini tiadalah kekal Sesungguhnya dunia ini ibarat sarang yang ditenun oleh laba-laba Demi sesungguhnya memadailah buat engkau dunia ini.Hai orang yang mencari kekuatan. Hidup hanya untuk masa pendek saja . Semua orang di dunia ini tentu akan mati.

Sumber: http://putraaceh.multiply.com

1 komentar:

  1. kerajaan islam aceh memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan agama islam di indonesia, bahkan hingga saat ini banyak tokoh agama dari aceh yang memiliki kedalaman ilmu agama yang tinggi, patut untuk belajar dari ulama ulama tersebut

    BalasHapus